Setiap
muslim meyakini bahwa Allah SWT adalah sember dari segala sumber dalam
kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan
segala isinya, Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya.
Allah SWT adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia dan
lain sebagainya. Sehingga kita harus berakhlak kepadaNYA.
Selain
berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim harus mempunyai
akhlak kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW –lah, satu-satunya manusia
terhebat di dunia ini. Yang telah membawa banyak perubahan bagi dunia yang fana
ini, dan beliaulah cahaya yang menerangi bumi yang dulu kala gelap gulita. Yang
sering dijuluki kekasih Allah SWT. Karena perilakunya beliau pula lah, yang
sangat patut untuk di contoh, ditiru dan di amalkan kesehariannya oleh kita para
umatnya. Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi terpilih,Nabi yang utama dan penutup
para nabi. Sebelum menerima wahyu kenabian beliau dikenal sebagai “yang
terpercaya”, orang yang paling dapat dipercayai,dan setelah menerima wahyu
kenabian beliau memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia.
Seorang mukmin belum sunguh-sunguh beriman dan tak dapat merasakan manisnya
keimanan sebelum ia mencintai Allah dan Rasulnya.
Untuk
itu salah satu tanda kesempurnaan akhlak seorang muslim terhadap Allah Swt.
adalah juga memelihara akhlak yang baik dengan Rasulullah saw. Seorang muslim
mesti mempelajari sirah Nabi,prinsip ajaran beliau,mengetahui sifat-sifat dan
akhlak beliau serta adab beliau dalam bertindak dan diam.Jika
kedua akhlak ini tersemat dengan baik pada diri seseorang maka kepribadiannya
akan sempurna, demikian juga dengan keimanan, keyakinan, sertaketakwaannya akan
tumbuh kuat.
Maka dari itu makalah ini sangat penting untuk di buat agar kita tahu bagaimana
akhlak kepada rasulullah yang baik.
A.
Pengertian
Akhlak Kepada Rasulullah Saw.
Secara
etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaq” dalam bentuk jamak, sedang
bentuk mufradnya adalah khuluq yang berarti budi pekerti,perangai,tingkah laku,
atau tabiat. Secara terminology yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. Jadi pengertian akhlak seorang muslim terhadap
rasul adalah tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim
untuk meneladani sifat-sifat Rasul dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari agar selalu mengamalkan akhlak terpuji dalam kehidupannya. Kita
sebagai orang muslim diharuskan berakhlak kepada Rasulullah sebab dari
beliaulah kita dapat mendapatkan warisn yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.Orang yang
berpegang teguh pada keduanya dipastikan tidak akan tersesat selamanya. Dalam
sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang menerangkan bahwa, kita sebagai
umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan sunah-sunah yang telah beliau
wariskan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku,
kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti
pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka
sedikit pun.” (HR Ibnu Majah).Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi : “Barang siapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah dimatikan,
sesudahku (sesudah aku meninggal dunia), maka bagi orang tersebut pahala
seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari
pahala mereka.” (HR. At-Tirmidzi).
B.
Contoh
Ahklak Rasulullah
Ada beberapa akhlak yang dapat di
teladani dari Rasulullah saw. Antara lain.
1. Memuliakan
yang Lebih Tua serta Menyayangi yang Kecil
Salah
satu sikap mulia yang di anjurkan Rasulullah saw. Terhadap umatnya adalah
menghormati orang yang lebih tuaserta menyayangi yang kecil. Dengan bersikap
seperti ini maka bangunan masyarakat akan semakin kokoh serta jalinan hubungan
kasih saying antar masing-masing individu didalamnya akan semakin erat.Tentang
hal ini Rasulullah bersabda yang artinya “Tidak termasuk golongan kami orang
yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda,menyeru kepada yang
makruf,serta mencegah terjadinya kemungkaran”.
2. Bersikap
Amanah
Sikap
amanah ini dimiliki oleh Rasulullah dan dikenal di kalangan anggotanya kaumnya
sebelum predikat tersebut di sematkan oleh Allah Swt. di dada beliau. Melihat
urgensi amanah yang sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat Rasulullah Saw.
Seringkali berwasiat pada umatnya untuk memegang teguh sifat ini. Beliau bahkan
menggolongkan orang-orang yang tidak dapat menjaga amanah yang di pikulkan
kepadanya sebagai orang munafik.
3. Keadilan
Rasulullah
adalah orang yang paling adil,paling mampu menahan diri, paling jujur
perkataannya, dan paling besar amanatnya. Sebelum diangkat sebagai seorang nabi
beliau sudah dijuluki masyarakat dengan Al-Amin (orang yang terpercaya).
Sebelum Islam, pada zaman jahiliyah beliau di tunjuk sebagai pengadil.
4. Ketawaduan
(Bersikap Rendah Hati)
Kesombongan
adalah merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh islam,sebaliknya
sikap rendah hati adalah salah satu yang paling disukai. Rasulullah adalah
orang yang suka merendah diri tidak gila hormat dan juga jabatan. Dalam sebuah
hadist Qudsi Rasulullah bersabda, Allah Azza Wa jalla berfirman:
“kesombongan
adalah selendang-Ku dan keangkuhan merupakan pakaian-Ku. Oleh karna itu, siapa
yang merenggut salah satunya dari sisi-Ku maka akan Aku lemparkan ke dalam
neraka”. (HR, Abu Dawud)
5. Kasih
Sayang
Rasulullah saw. Adalah
pelopor utama dalam hal kasih saying dan cinta kasih. Beliau sama sekali tidak
pernah mencela atau menghina orang lain. Mempersatukan para sahabat dan tidak
pernah mencela mereka. Karna kasih sayangnya yang luar biasanya kepada
umatnya,maka tidak sedikit para sahabat yang senang berdekatan dengan
beliau.Beliau juga senantiasa menanyakan apa yang terjadi diantara
manusia,membaguskan yang bagus dan membenarkannya.
6. Berakhlak
Baik/Terpuji
Sifat terpuji merupakan
kepribadian seseorang muslim. Rasulullah saw, menasehatkan kita untuk menghiasi
diri dengan akhlak yang mulia dalam pergaulan dengan siapa pun. Rasulullah saw
bersabda, Allah swt.: “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada
(toleran), baik ketika menjual,membeli,atau menagih sesuatu (kepada orang
lain)” (HR. Bukhari). Anas bin Malik r.a berkata, “Rasulullah saw berkata,
“Rasulullah saw. Merupakan manusia paling baik akhlaknya.” (HR. Muslim).
7. Memelihara
Silaturahmi/Persaudaraan
Rasulullah saw
mewasiatkan kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan.Sebab permasalahan social
yang timbul itu bersumber dari perselisihan pribadi di antara individu yang
menimbulkan rasa marah, dendam dan permusuhan. Dengan adanya memelihara tali
persaudaraan tersebut maka semua permasalahan dapat dibicarakan dan dicarikan
solusi yang baik. Sesuai dengan sabda beliau yang artinya “muslim yang lain
adalah saudara bagi masing-masing kalian.” Oleh karna itu, berbuat baiklah
untuk mereka, damaikanlah apabila ada perselisihan di antara mereka, minta
tolonglah terhadap mereka dalam hal-hal yang tidak dapat kalian hadapi, serta
bantulah mereka dalam menghadapi hal-hal yang tidak mampu mereka atasi.”
(HR.Ahmad)
8. Menunjukan
Wajah Berseri-seri
Islam sangat menaruh
perhatian terhadap masalah pergaulan antar manusia. Islam menginginkan antar
hubungan di antara manusia berlangsung dengan baik dan penuh rasa kasih saying.
Contohnya apabila bertemu dengan temannya di perjalanan maka menyapanya dengan
sikap ramah, wajah berseri-seri, serta senyum yang merekah di bibir. Tentang
anjuran seperti ini Rasulullah bersabda, “Setiap perbuatan baik merupakan
sedekah.Termasuk dalam kategori sedekah sikapmu menunjukan wajah yang
berseri-seri ketika bertemu dengan saudaramu sesame muslim serta memberikan
memberikan air didalam bejanamu kepadanya.” (HR. Tirmidzi)
9. Suka
Memaafkan
Sikap suka memaafkan
merupakan akhlak yang terpuji. Apabila orang lain telah menyakiti kita jangan
terlalu lama kita memendam rasa marah tersebut maafkanlah orang yang bersalah
tersebut. Sebab dengan kita member maaf Allah akan menambah kemuliaan bagi
orang tersebut. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “Tidak akan berkurang harta
karena bersedekah dan tidak ada seorangpun yang di zalimi kemudian member maaf
melainkan allah akan menambah kemuliaan dirinya.” (HR. Ahmad)
10. Gemar
Berinfak
Derajat kedermawaan
yang tertingi adalah sikap iitsar, yaitu tidak segan-segan berinfak kepada
orang lain meski dirinya sendiri sebetulnya membutuhkannya. Sikap iitsar
dikatakan sebagai puncak kedermawaan karna biasanya yang disebut dengan
kedermawaan sesunguhnya adalah menafkahkan harta yang tidak dibutuhkan. Hal ini
tidak begitu berat dibandingkan dengan sikap menafkahkan sesuatu kepada orang
lain di saat dirinya sendiri sebenarnya sangat membutuhkannya. Berinfak
merupakan sarana untuk mensucikan badan
maupun jiwa. Itulah sebab nasihat Rasulullah saw. dalam hal tersebut.
Diantaranya sabda beliau, :Berusaha keraslah menghindari api neraka meski hanya
dengan (menyedekahkan) sebutir kurma.” (HR. Bukhari)
C.
Cara
Berakhlak Kepada Rasulullah
Adapun diantara akhlak
kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman kepada rasul ,
ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan
sebagaimana hadist nabi saw: “Aku ridho kepada allah sebagai tuhan, islam
sebagai agama dan muhammad sebagai nabi dan rasul”.Beriman kepada nabi dan
rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan
Tuhan kepada ummat manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala
ajaran yang disampaikannya.Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada
Rasulullah SAW. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW
Mengikuti dan mentaati
Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman.
Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul,
bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam
derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah:
Artinya: Dan
barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang
yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).
Disamping itu, manakala
kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT akan mencintai kita yang
membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita
melakukan kesalahan, Allah berfirman:
Artinya: Katakanlah:
“jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS 3:31)
Manakala manusia telah
menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan
itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian,
ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang
tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman:
Artinya: Barangsiapa
mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka (QS 4:80).
2.
Mencintai dan memuliakan Rasulullah
Keharusan yang harus
kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau
setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan
kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah
Artinya: Katakanlah,
jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik (QS 9:24).
3.
Mengucapkan sholawat dan salam kepada
Rasulullah
Mengucapkan sholawat
dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda ucapan terimakasih dan sukses
dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah
yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi,
itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, Firman Allah SWT,
Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan
sebagai berikut:
Artinya: Orang yang
kikir ialah orang yang menyebut namaku didekatnya, tetapinia tidak bersholawat
kepadaku. (H.R Ahmad ).
Artinya: Siapa yang
bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali
sholawat. (H.R Ahmad).
Artinya: Sesungguhnya
orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat, ialah orang yang paling
banyak bersholawat kepadaku. (H.R Turmudzi).
4.
Mencontoh akhlak Rasulullah.
Jika Rasulullah bersikap kasih saying, keras
dalam mempertahankan prinsip, dan seterusnya maka manusia juga harus demikian.
Allah berfirman:
Artinya: Muhammad itu
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.(QS al-Fath 29).
5.
Melanjutkan Misi Rasulullah.
Misi Rasul adalah
menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus
dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan
mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus
dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak
ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan
oleh sabda Rasul Saw: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan
berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas
(nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di
neraka.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).Demikian beberapa hal
yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang
baik kepada Nabi Muhammad Saw.
6.
Menghormati Pewaris Rasul
Berupaya menjaga nama
baiknya dari penghinaan dan cemoohan orang-orang yang tidak suka padanya.
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya,
yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam,
yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).
Kedudukan ulama sebagai
pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah Saw: “Dan sesungguhnya ulama
adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham,
sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka barangsiapa yang
telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut
pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami
tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang
harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan
agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti
itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya.
7.
Menghidupkan Sunnah Rasul
Kepada umatnya,
Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan
adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik
kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar
tidak sesat, beliau bersabda:”Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak
akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah
dan sunnahku” (HR. Hakim).Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar
waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda: “Sesungguhnya,
siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,kamu
semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku.
Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada
sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu
sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah,
Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul
menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah
Saw.