Rabu, 18 Maret 2015

Berakhlak Kepada Rasulullah


Setiap muslim meyakini bahwa Allah SWT adalah sember dari segala sumber dalam kehidupannya. Allah SWT adalah pencipta dirinya, pencipta jagad raya dengan segala isinya, Allah SWT adalah pengatur alam semesta yang demikian luasnya. Allah SWT adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan manusia dan lain sebagainya. Sehingga kita harus berakhlak kepadaNYA.
Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim harus mempunyai akhlak kepada Nabi SAW. Karena Nabi Muhammad SAW –lah, satu-satunya manusia terhebat di dunia ini. Yang telah membawa banyak perubahan bagi dunia yang fana ini, dan beliaulah cahaya yang menerangi bumi yang dulu kala gelap gulita. Yang sering dijuluki kekasih Allah SWT. Karena perilakunya beliau pula lah, yang sangat patut untuk di contoh, ditiru dan di amalkan kesehariannya oleh kita para umatnya. Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi terpilih,Nabi yang utama dan penutup para nabi. Sebelum menerima wahyu kenabian beliau dikenal sebagai “yang terpercaya”, orang yang paling dapat dipercayai,dan setelah menerima wahyu kenabian beliau memberikan rahmat kepada seluruh umat manusia.[1] Seorang mukmin belum sunguh-sunguh beriman dan tak dapat merasakan manisnya keimanan sebelum ia mencintai Allah dan Rasulnya.[2]
Untuk itu salah satu tanda kesempurnaan akhlak seorang muslim terhadap Allah Swt. adalah juga memelihara akhlak yang baik dengan Rasulullah saw. Seorang muslim mesti mempelajari sirah Nabi,prinsip ajaran beliau,mengetahui sifat-sifat dan akhlak beliau serta adab beliau dalam bertindak dan diam.[3]Jika kedua akhlak ini tersemat dengan baik pada diri seseorang maka kepribadiannya akan sempurna, demikian juga dengan keimanan, keyakinan, sertaketakwaannya akan tumbuh kuat.[4] Maka dari itu makalah ini sangat penting untuk di buat agar kita tahu bagaimana akhlak kepada rasulullah yang baik.




A.    Pengertian Akhlak Kepada Rasulullah Saw.

Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaq” dalam bentuk jamak, sedang bentuk mufradnya adalah khuluq yang berarti budi pekerti,perangai,tingkah laku, atau tabiat. Secara terminology yakni sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Jadi pengertian akhlak seorang muslim terhadap rasul adalah tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim untuk meneladani sifat-sifat Rasul dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari agar selalu mengamalkan akhlak terpuji dalam kehidupannya.[5] Kita sebagai orang muslim diharuskan berakhlak kepada Rasulullah sebab dari beliaulah kita dapat mendapatkan warisn yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.Orang yang berpegang teguh pada keduanya dipastikan tidak akan tersesat selamanya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang menerangkan bahwa, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan sunah-sunah yang telah beliau wariskan. “Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR Ibnu Majah).Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi : “Barang siapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah dimatikan, sesudahku (sesudah aku meninggal dunia), maka bagi orang tersebut pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka.” (HR. At-Tirmidzi).

B.     Contoh Ahklak Rasulullah

Ada beberapa akhlak yang dapat di teladani dari Rasulullah saw. Antara lain.

1.      Memuliakan yang Lebih Tua serta Menyayangi yang Kecil
Salah satu sikap mulia yang di anjurkan Rasulullah saw. Terhadap umatnya adalah menghormati orang yang lebih tuaserta menyayangi yang kecil. Dengan bersikap seperti ini maka bangunan masyarakat akan semakin kokoh serta jalinan hubungan kasih saying antar masing-masing individu didalamnya akan semakin erat.Tentang hal ini Rasulullah bersabda yang artinya “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda,menyeru kepada yang makruf,serta mencegah terjadinya kemungkaran”.
2.      Bersikap Amanah
Sikap amanah ini dimiliki oleh Rasulullah dan dikenal di kalangan anggotanya kaumnya sebelum predikat tersebut di sematkan oleh Allah Swt. di dada beliau. Melihat urgensi amanah yang sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat Rasulullah Saw. Seringkali berwasiat pada umatnya untuk memegang teguh sifat ini. Beliau bahkan menggolongkan orang-orang yang tidak dapat menjaga amanah yang di pikulkan kepadanya sebagai orang munafik.
3.      Keadilan
Rasulullah adalah orang yang paling adil,paling mampu menahan diri, paling jujur perkataannya, dan paling besar amanatnya. Sebelum diangkat sebagai seorang nabi beliau sudah dijuluki masyarakat dengan Al-Amin (orang yang terpercaya). Sebelum Islam, pada zaman jahiliyah beliau di tunjuk sebagai pengadil.
4.      Ketawaduan (Bersikap Rendah Hati)
Kesombongan adalah merupakan salah satu sifat yang paling dibenci oleh islam,sebaliknya sikap rendah hati adalah salah satu yang paling disukai. Rasulullah adalah orang yang suka merendah diri tidak gila hormat dan juga jabatan. Dalam sebuah hadist Qudsi Rasulullah bersabda, Allah Azza Wa jalla berfirman:
“kesombongan adalah selendang-Ku dan keangkuhan merupakan pakaian-Ku. Oleh karna itu, siapa yang merenggut salah satunya dari sisi-Ku maka akan Aku lemparkan ke dalam neraka”. (HR, Abu Dawud)
5.      Kasih Sayang

Rasulullah saw. Adalah pelopor utama dalam hal kasih saying dan cinta kasih. Beliau sama sekali tidak pernah mencela atau menghina orang lain. Mempersatukan para sahabat dan tidak pernah mencela mereka. Karna kasih sayangnya yang luar biasanya kepada umatnya,maka tidak sedikit para sahabat yang senang berdekatan dengan beliau.Beliau juga senantiasa menanyakan apa yang terjadi diantara manusia,membaguskan yang bagus dan membenarkannya.

6.      Berakhlak Baik/Terpuji
Sifat terpuji merupakan kepribadian seseorang muslim. Rasulullah saw, menasehatkan kita untuk menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dalam pergaulan dengan siapa pun. Rasulullah saw bersabda, Allah swt.: “Allah menyayangi orang yang bersikap lapang dada (toleran), baik ketika menjual,membeli,atau menagih sesuatu (kepada orang lain)” (HR. Bukhari). Anas bin Malik r.a berkata, “Rasulullah saw berkata, “Rasulullah saw. Merupakan manusia paling baik akhlaknya.” (HR. Muslim).

7.      Memelihara Silaturahmi/Persaudaraan

Rasulullah saw mewasiatkan kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan.Sebab permasalahan social yang timbul itu bersumber dari perselisihan pribadi di antara individu yang menimbulkan rasa marah, dendam dan permusuhan. Dengan adanya memelihara tali persaudaraan tersebut maka semua permasalahan dapat dibicarakan dan dicarikan solusi yang baik. Sesuai dengan sabda beliau yang artinya “muslim yang lain adalah saudara bagi masing-masing kalian.” Oleh karna itu, berbuat baiklah untuk mereka, damaikanlah apabila ada perselisihan di antara mereka, minta tolonglah terhadap mereka dalam hal-hal yang tidak dapat kalian hadapi, serta bantulah mereka dalam menghadapi hal-hal yang tidak mampu mereka atasi.” (HR.Ahmad)

8.      Menunjukan Wajah Berseri-seri

Islam sangat menaruh perhatian terhadap masalah pergaulan antar manusia. Islam menginginkan antar hubungan di antara manusia berlangsung dengan baik dan penuh rasa kasih saying. Contohnya apabila bertemu dengan temannya di perjalanan maka menyapanya dengan sikap ramah, wajah berseri-seri, serta senyum yang merekah di bibir. Tentang anjuran seperti ini Rasulullah bersabda, “Setiap perbuatan baik merupakan sedekah.Termasuk dalam kategori sedekah sikapmu menunjukan wajah yang berseri-seri ketika bertemu dengan saudaramu sesame muslim serta memberikan memberikan air didalam bejanamu kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

9.      Suka Memaafkan

Sikap suka memaafkan merupakan akhlak yang terpuji. Apabila orang lain telah menyakiti kita jangan terlalu lama kita memendam rasa marah tersebut maafkanlah orang yang bersalah tersebut. Sebab dengan kita member maaf Allah akan menambah kemuliaan bagi orang tersebut. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. “Tidak akan berkurang harta karena bersedekah dan tidak ada seorangpun yang di zalimi kemudian member maaf melainkan allah akan menambah kemuliaan dirinya.” (HR. Ahmad)

10.  Gemar Berinfak

Derajat kedermawaan yang tertingi adalah sikap iitsar, yaitu tidak segan-segan berinfak kepada orang lain meski dirinya sendiri sebetulnya membutuhkannya. Sikap iitsar dikatakan sebagai puncak kedermawaan karna biasanya yang disebut dengan kedermawaan sesunguhnya adalah menafkahkan harta yang tidak dibutuhkan. Hal ini tidak begitu berat dibandingkan dengan sikap menafkahkan sesuatu kepada orang lain di saat dirinya sendiri sebenarnya sangat membutuhkannya. Berinfak merupakan sarana untuk mensucikan  badan maupun jiwa. Itulah sebab nasihat Rasulullah saw. dalam hal tersebut. Diantaranya sabda beliau, :Berusaha keraslah menghindari api neraka meski hanya dengan (menyedekahkan) sebutir kurma.” (HR. Bukhari)
    
C.       Cara Berakhlak Kepada Rasulullah

Adapun diantara akhlak kita kepada rasulullah yaitu salah satunya ridho dan beriman kepada rasul , ridho dalam beriman kepada rasul inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadist nabi saw: “Aku ridho kepada allah sebagai tuhan, islam sebagai agama dan muhammad sebagai nabi dan rasul”.Beriman kepada nabi dan rasul, yaitu berarti bahwa kita beriman kepada para Rasul itu sebagai utusan Tuhan kepada ummat manusia. Kita mengakui kerasulannya dan menerima segala ajaran yang disampaikannya.Banyak cara yang dilakukan dalam berkhlak kepada Rasulullah SAW. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1.            Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW

Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah:

Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul SAW Allah SWT akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman:

Artinya: Katakanlah: “jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 3:31)
Manakala manusia telah menunjukkan akhlaknya yang mulia kepada Rasul dengan mentaatinya, maka ketaatan itu berarti telah disamakan dengan ketaatan kepada Allah Swt. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya menjadi seperti dua sisi mata uang yang tidak boleh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah berfirman:

Artinya: Barangsiapa mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS 4:80).

2.            Mencintai dan memuliakan Rasulullah

Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah

Artinya: Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS 9:24).

3.            Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah

Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai tanda ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada Nabi, Firman Allah SWT,
Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan sebagai berikut:


Artinya: Orang yang kikir ialah orang yang menyebut namaku didekatnya, tetapinia tidak bersholawat kepadaku. (H.R Ahmad ).


Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad).


Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat, ialah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R Turmudzi).

4.            Mencontoh akhlak Rasulullah.

 Jika Rasulullah bersikap kasih saying, keras dalam mempertahankan prinsip, dan seterusnya maka manusia juga harus demikian. Allah berfirman:

Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.(QS al-Fath 29).

5.            Melanjutkan Misi Rasulullah.

Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh sabda Rasul Saw: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad Saw.
6.            Menghormati Pewaris Rasul

Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan orang-orang yang tidak suka padanya. Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).

Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh sabda Rasulullah Saw: “Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi,maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya.

7.            Menghidupkan Sunnah Rasul

Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:”Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku” (HR. Hakim).Selain itu, Rasul Saw juga mengingatkan umatnya agar waspada terhadap bid’ah dengan segala bahayanya, beliau bersabda: “Sesungguhnya, siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu,kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat, dan setiap kesesatan itu di neraka.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).­­­­Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.




  [1] Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,   (Bandung:Mizan,1998), Hlm. 9

[2] Muhamad Abdu Yamani, Bagaimana Mengajari Anak Anda Mencintai Rasulullah,   (Bandung:Mizan,1998), Hlm. 10

[3] Shaleh Ahmad Asy-syamsi, Berakhlak dan Beradab Mulia, (Jakarta:Gema Insani Press,2005),
hal 2

[4] Nur Hidayat, Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, (Yogyakarta:Ombak,2015), Hlm. 164
[5] Nur Hidayat, Akidah Akhlak Dan Pembelajarannya, (Yogyakarta:Ombak,2015), Hlm. 165
[6] Drs. Moh, Mansyur, , Akidah Akhlak II. (Penerbit Ditjen Binbaga Islam, Jakarta,1997) hlm 176.

2 komentar: